Tugas 2 : Hasil Analisis Inovasi Bentuk Figur Kayon Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta

 

Dalam video tersebut membahas tentang pengkajian seni dengan judul Inovasi Bentuk Figur Kayon Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta oleh mahasiswa program studi seni program Doktor atas nama Pandu Pramudita. latar belakang yang beliau sampaikan yaitu tentang kesenia wayang kulit tidak hanya memiliki nilai adi luhung pada aspek bentuknya. beliau menegaskan bahwa perubahan bentuk figur kayon ini sudah mengalami banyak perubahan seiring berjalannya waktu. kemunculan figur kayon pada tahun 1552 masehi tepatnya pada 1443 saja yang berbunyi geni dadi sucining jagat yang di ciptakan oleh sunan kalijaga. setelah itu, muncul bentuk baru yang di ciptakan oleh Sri susunan Pakubuwono II dengan sengkalan mamat gapura lima pada tahun 1659 jawa atau petepatan tahun 1739 Masehi. Dalam pendekatan seni rupa, inovasi figur kayon tampak pada keragaman bentuk yang dlihat dari aspek bidang dan isinya, menggunakan teori Ikonografi. beliau juga menggunakan  pendekatan sosiologi dengan menggunakan teori Dialektika yang mengatakan bahwa, inovasi bentuk figur kayon terjadi karena adanya proses kreatif yang dilakukan secara Dialektis oleh seniman wayang dari pengalamanya terhadap bentuk - bentuk figur kayon sebelumnya. kemudian beliau juga menggunakan pendekatan Antropologi dan teori utama yakni estetika jawa dengan teori pendukung simbol, estetika paradoks. 


Perkembangan Gunungan atau Kayon


Seiring perkembangan zaman, perkembangan dari bentuk Figur Kayon di Surakarta, mengalami perubahan dan muncul berbagai ragam bentuk. Awal kemunculan Figur Kayon yaitu pada tahun 1522 Masehi atau pada 1443 tahun Saka. Kemudian pada Figur Kayon yang kedua (Gapura Lima Retuning Bumi), muncul bentuk baru yang diciptakan Sri Susuhunan Pakubuwono II. Dan kemudian, pada perkembangan bentuk figurnya, diketahui pada tahun 1856 Masehi, ada koleksi dari museum di Belanda, di mana bentuk figur kayon ini muncul  isiannya dengan bentuk sakembaran harimau dan banteng (macan dan banteng).


Rumusan Masalah


1.       Bagaimana inovasi bentuk Figur Kayon dalam wayang kulit purwa gaya Surakarta?

2.       Mengapa terjadi inovasi bentuk Figur Kayon pada wayang kulit purwa gaya Surakarta?

3.       Bagaimana nilai filosofis bentuk Figur Kayon wayang kulit purwa gaya Surakarta?

Kerangka Konseptual

1.       Inovasi figur kayon tampak pada keragaman bentuk figur kayon yang dilihat dari aspek bidang dan isiannya.

2.       Inovasi bentuk figur kayon terjadi karena adanya proses kreatif yang dilakukan secara dialektis oleh seniman wayang dari pengalamannya terhadap bentuk-bentuk figur kayon sebelumnya.

3.       Nilai filosofis figur kayon berada pada simbolitas unsur-unsur pembentuknya yang ditemukan pada setiap figur kayon meski memiliki ragam bentuk dari hasil inovasi.

Metode penelitiannya menggunakan Fenomenologi dengan lokus penelitian amterial figur kayon gaya Surakarta, yang didukung  dengan data oral dari informan penelitian. 


Dalam hal ini Bapak Dr. Pandu Pramudita, S.Pd., MA. menggunakan metode penelitiannya dengan Metode fenomenologi lokus penelitian material figur kayon pa Suakarta, yang didukung dengan data oral dari informan penelitian. Dijelaskan bahwa Inovasi bentuk figur kayon ini 


terdapat ragam bentuk yang dilihat dari 6 Aspek Yaitu : 


  1. Ragam Ukuran : Tinggi 75 - 99 cm , Lebar 39 - 59 cm.
  2. Ragam Raut Bidang : ada 3 bentuk Yang dilihat yaitu Wengku, Bedhahan, Kediuengku. Serta ada 3 Tataran yaitu Pucukan (Berbentuk Kerucut), Genukan (Berbentuk Cembung), Lengkeh (Berbentuk Cekung), Palemahan (Berbentuk Bidang Datar) dan Umpak (Berbentuk Tonjolan Kecil).
  3. Ragam Isian : 97 ragam terdiri dari: tumbuhan (20), hewan (43), makhluk mitologis (6), benda alam (11), buatan (13), simbol (4).
  4. Ragam Tatahan : 14 ragam terdiri dari: bubukan, tratasan, untu walang, bubukan iring, mas masan, gubahan, srunen, inten entenan, sekar katu, patran, seritan, sembutyan, pipil, dan sutrik.
  5. Ragam Sunggingan : Sunggingan Api dan Sunggingan Air. 


Adapula kaidah-kaidah bentuk figur kayon, yang pertama adalah bidang ideal kayon, dimana penelitian menggunakan data ukuran yang kemudian digunakan teori golden ratio untuk membuat bidang idealnya. Yang kedua adalah struktur bidang kayon yang mana strukturnya mempunyai pucukan, genukan, lengkeh, dan palemahan. Kaidah ketiga ada komposisi isian kayon, yang pada bagian pucukan selalu teridiri dari pohon hayat, pada genukan selalu ada lar, pada bagian lengkeh yang menunjukan objek alam dan bangunan, serta pada palemahan ialah bagian kosong. Dan terakhir pada sunggingan kayon setidaknya ada 4 warna yang harus yaitu hitam, merah, kuning dan putih.


Inovasi bentuk figur kayon wayang kulit purwa gaya Surakarta memunculkan ragam bentuk figur yang memiliki estetikanya yang disebut dengan Wanda Kayon. Terciptanya inovasi itu terjadi karena seniman mengalami pengalaman estetis dan pengalaman artistik sehingga memunculkan dialektika bentuk figur kayon.


Inovasi bentuk figur kayon pada wayang kulit purwa gaya surakarta terjadi karena senian mengalami pengalaman estetis dan pengalaman artistik sehingga memunculkan dialektika bentuk figur kayon. 

Pada nilai filosofis bentuk ada 3 : 


  • Mokakrosmos : memiliki nilai filosofis tentang jagat ageng dari unsurnya, triloka yang dilihat dari struktur bidangnya.


  • Mikrosmos : zakat alit dilihat dari unsurnya, karep adalah konsep figur.


  • Metakosmos : dilihat dari pola, yaitu : sangkan paraning dumandi dan memayu hayuning bawana.


Nilai filosofi pada bentuk figur kayon wayang kulit purwa gaya surakarta merupakan pandangan manusia terhadap dunia yang disebut dengan kosmologi, yang terdiri dari 3 bentuk, yaitu : makrokosmos, mikrosmos, dan metakosmos.


Kesimpulan


Berikut Kesimpulan yang bisa dapat di ambil dari menganalisis video di kanal youtube ISI Surakarta " Ujian Terbuka Promosi Doktoral Pandu Pramudita ". Adanya sebuah kreatif dalam suatu wayang namun begitu nilai filosofis figur kayon berada pada unsur pembentuknya yang ditemukan pada setiap figur kayon meski memiliki ragam bentuk dari hasil inovasi. yang pada akhirnya memunculkan ragam bentuk figur yang memiliki nilai estetika, namun disebut dengan wanda kayon.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengkaji Mitos dan Pengalaman Estetis Dalam Lagu Karya "Amin Paling Serius" - Nadin Amiza dan Sal Priadi

Tugas 3 : Literature Review Pada Objek Desain

Mengidentifikasi Mitos Metonimi dan Metafora pada Film " Moana "